daun melayang

Selasa, 07 Januari 2020

INTRO FIQIH CINTA


FIQIH CINTA


Dalam penantian sia-sia tak berujung
Kurasakan pilu cinta menyayat luka
Namun nikmat membalut rasa

Oh rindu dendam kekasih
Tiada terpuaskan mimpi-mimpi semusim
Hingga tabir-tabir gairah mengoyak duka



      
            Cinta tidak pernah habis menjadi buah bibir manusia. Ia selalu hadir di relung-relung hati manusia dan menghiasi hari-hari kehidupan mereka di dunia. Jika mereka berkumpul, niscaya pembicaraaan yang paling hangat di antara mereka adalah tentang cinta. Dalam perjalanan hidup mereka, kebanyakan pengalaman terindahnya adalah tentang cinta. Cinta ada di setiap aspek kehidupan manusia, hingga menembus petala mimpi-mimpi mereka. Dengan cinta mereka berjuang bertahan hidup, menangis, dan tertawa. Adakalanya cinta membuat hidup mereka lurus, bahagia, dan berakhir indah. Namun terkadang justru membuat hidup mereka tersesat, menderita dan berakhir pada kehancuran.
            Cinta manusia dapat hidup lebih tua dari usia mereka. Bahkan bisa menjadi abadi jika ditorehkan dengan tinta sejarah dan disapu oleh warna-warna keindahan sastra. Legenda Laila dan Qays Majnun di tanah Arab, Roro Mendut dan Pronocitro di tanah Jawa, atau Edward dan Wallis Simpson di Inggris, yang akan terus hidup hingga akhir zaman. Kisah cinta mereka hidup melampaui batas usia para pelakonnya.
            Materi Fiqih Cinta ini sebenarnya merupakan saduran dari buku saya yang berjudul Fiqih Cinta. Diterbitkan pada tahun 2009 oleh penerbit Pustaka Hidayah. Ketika itu saya menggunakan nama pena: Abdul Aziz Ahmad, M.Si.
            Materi ini akan membahas semua hal yang terkait cinta, baik cinta di bumi (cinta manusia) maupun cinta di langit (cinta Allah swt), menurut timbangan syariat Islam.
Selamat membaca, semoga mendapat manfaat. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar