FIQIH CINTA
Dalam penantian sia-sia tak berujung
Kurasakan pilu cinta menyayat luka
Namun nikmat membalut rasa
Oh rindu dendam kekasih
Tiada terpuaskan mimpi-mimpi semusim
Hingga tabir-tabir gairah mengoyak duka
Cinta tidak pernah habis menjadi buah bibir manusia. Ia selalu
hadir di relung-relung hati manusia dan menghiasi hari-hari kehidupan mereka di
dunia. Jika mereka berkumpul, niscaya pembicaraaan yang paling hangat di antara
mereka adalah tentang cinta. Dalam perjalanan hidup mereka, kebanyakan pengalaman
terindahnya adalah tentang cinta. Cinta ada di setiap aspek kehidupan manusia,
hingga menembus petala mimpi-mimpi mereka. Dengan cinta mereka berjuang
bertahan hidup, menangis, dan tertawa. Adakalanya cinta membuat hidup mereka
lurus, bahagia, dan berakhir indah. Namun terkadang justru membuat hidup mereka
tersesat, menderita dan berakhir pada kehancuran.
Cinta manusia dapat hidup lebih tua dari
usia mereka. Bahkan bisa menjadi abadi jika ditorehkan dengan tinta sejarah dan
disapu oleh warna-warna keindahan sastra. Legenda Laila dan Qays Majnun di
tanah Arab, Roro Mendut dan Pronocitro di tanah Jawa, atau Edward dan Wallis
Simpson di Inggris, yang akan terus hidup hingga akhir zaman. Kisah cinta
mereka hidup melampaui batas usia para pelakonnya.
Materi Fiqih Cinta ini sebenarnya
merupakan saduran dari buku saya yang berjudul Fiqih Cinta. Diterbitkan pada
tahun 2009 oleh penerbit Pustaka Hidayah. Ketika itu saya menggunakan nama
pena: Abdul Aziz Ahmad, M.Si.
Materi ini akan membahas semua hal yang
terkait cinta, baik cinta di bumi (cinta manusia) maupun cinta di langit (cinta
Allah swt), menurut timbangan syariat Islam.
Selamat membaca,
semoga mendapat manfaat. Amin

Tidak ada komentar:
Posting Komentar